Banyak Prasasti, Beragam Aksara Di Barus Belum “Dibunyikan”

Banyak Prasasti, Beragam Aksara Di Barus Belum “Dibunyikan”

Drs. Shohibul Anshor Siregar, M.S

Aceh Besar (22/12/2021). Banyak prasasti dalam beragam aksara ditemukan di Barus. Prasasti-prasasti ini belum semua “dibunyikan” dalam arti masih menunggu interpretasi dari para ahli untuk menerangkan apa di balik semua benda-benda arkeologis berharga itu.

Hal ini dikatakan Koordinator Umum Pengembangan Basis Sosial Interaktif & Swadaya (nBasis) Drs. Shohibul Anshor Siregar, M.Si kepada wartawan kemarin di Medan.

Dijelaskannya prasasti Lobu Tua berbentuk tiang segi enam dengan sisi-sisi tidak beraturan konon ditemukan pada tahun 1873. Tidak seluruhnya ditulis dalam aksara Tamil, karena beberapa aksara Grantha juga cukup menonjol dengan bahasa Sansekerta. Indikasi akademik sebagiannya sudah berhasil diterjemahkan oleh para ahli yang tak hanya soal penanggalan belaka.

Untuk itu kata Shohibul Anshor Siregar, Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Rusmin Tumanggor akan memaparkannya hari ini Rabu (22/12/2021) dalam Diskusi Interaktif Webinar atas kerjasama dengan PW. Alwashliyah Sumatera Utara.

Disamping Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kata Shohibul Anshor Siregar ada juga Pemimpin Redaksi EGINDO.co Jakarta Ir. Fadmin P Malau membahas tentang penyair sufi Hamzah Al Fansuri yang ada dan pernah di Barus. Fadmin P Malau yang juga Ketua Yayasan Badan Warisan Soematra (BWS) dan seorang sastrawan dari Sumatera Utara akan membedah karya Hamzah Al-Fansuri yang sarat dengan aestetika dalam ungkapan bahasa dan sebagai fakta sejarah tentang kota Tua Barus. Kemudian juga akan memaparkan pandangannya tentang sastrawan dan tokoh tasawwuf terkenal yang pernah dimiliki negeri ini.

Lantas kata Shohibul Anshor Siregar ada juga Dr. Irfan Simatupang, M.Si Ketua Prodi Antropologi Sosial Fisip USU Medan melihat dari sisi Presiden RI Joko Widodo telah meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Barus pada 24 Maret 2017 lalu.

Selain Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Barus juga terdapat sekitar 215 makam di sekitar kompleks makam Mahligai yang tersusun berkelompok dengan kemungkinan satu makam yang dinilai paling tua milik Syekh Rukunuddin tokoh yang diyakini berasal dari jazirah Arab, terdapat situs-situs penting yang masih terus harus dipelajari di Barus.

Menjadi salah satu Pusat Penelitian Arkeologi Dunia, Barus tak hanya menjadi salah satu tujuan wisata bagi para peneliti arkeologi Islam, tetapi juga begitu penting posisinya sebagai tempat kelahiran Hamzah Al Fansuri, tempat 44 Makam Aulia, tempat legendaris penghasil Kapur Barus dan Kemenyan dan lainnya. Bagaimana Barus hari ini? Dr Irfan Simatupang akan memaparkannya dengan bukti-bukti terbaru.

Repost dari https://egindo.com/banyak-prasasti-beragam-aksara-di-barus-belum-dibunyikan/