bidik-aceh.com.
Aceh Tamiang. Ayahnya Lumpuh, Anak SD di Kab. Aceh Tamiang Sering Menangis karena dihina rekannya sebagai Pengemis. Dengan hati yang tulus dan iklas Koptu Ismail Babinsa Koramil 02/Karang Baru seorang Prajurit dari Satuan Kodim 0117/Aceh Tamiang, wujudkan Impian Ramdani yang sedang mengalami lumpuh dengan membantu mengulurkan tangannya guna membangun dapur dan kamar mandi di rumah Ramdani yang merupakan warga Kampung Dalam, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang.
Anak sulung Ramadani (36 thn) yang berusia 10 tahun sering menangis karena diejek sebagai pengemis.Siswi Sekolah Dasar (SD) ini pun berharap donatur bersedia membantu impiannya memiliki warung.
Kesedihan ini ditumpahkannya kepada Koptu Ismail yang merupakan Babinsa Koramil 02/KB ketika menyerahkan bantuan dari para donatur.
Bantuan tahap awal ini telah disalurkan untuk memperbaiki dapur, kamar mandi dan kasur.
“Anak yang paling kecil sudah lama tidur tidak pakai kasur, jadi ada uang lebih dari hamba Allah kita belikan kasur,” Kata Ismail,
Dalam pertemuan itu, anak sulung Ramadani bercerita kalau dia sering diejek teman-temannya sebagai pengemis. Kerap sekali ejekan ini sering membuat gadis kecil itu malu dan menangis.
“Rupanya setiap menangis, dia berdoa minta dibuatkan warung,” lanjut Ismail.
Ismail memastikan kalau dirinya akan terus menggalang bantuan agar impian ini terwujud.
Diakuinya sejak melihat keluarga ini mengemis menggunakan kursi roda, Ismail sudah terpikir untuk membantu membuatkan usaha.
“Paling masuk akal itu ya membantu membuatkan warung. Karena memang keterbatasan ayahnya, sama sekali tidak ada mata pencaharian,” kata Ismail.
Koptu Ismail saat terlibat langsung membangun dapur dan kamar mandi di rumah Ramdani di Aceh Tamiang Setiap harinya, ia bersama putrinya yang masing-masing berusia 10, 9 dan 3 tahun berkeliling kampung berharap sumbangan warga. Ramdani hanya bisa duduk di kursi roda dengan memangku anak bungsunya.
Sedangkan dua anak lainnya mendorong kursi roda mendatangi satu per satu warung kopi yang ada di Karangbaru, Aceh Tamiang.
Ismail menggambarkan kalau sebelumnya kondisi kamar mandi dan dapur keluarga ini sangat memprihatinkan.
Selain berperan sebagai koordinator donasi, Ismail juga terlibat langsung dalam membuat bangunan dapur dan kamar mandi.
“Sangat memprihatinkan, sangat tidak layak,” Ungkapnya.